Posts

Showing posts with the label sastra

Khayalan

Langit semakin kelabu dengan angin yang berhembus kencang dan dedaunan kering yang menari mengikuti arah angin. Namun semua itu sama sekali tidak mengusik gadis yang duduk didepan sebuah pohon besar dengan seulas senyum diwajahnya. Ia sama sekali tidak terganggu, bahkan saat beberapa dedaunan kering berhenti diatas kepalanya, ia tetap saja bergeming. Ia terlalu asik dengan dunianya sampai-sampai tak menyadari keadaan sekitar. Baginya bertemu perempuan cantik yang duduk dihadapannya saat ini adalah hal terpenting didunia.  “Kapan Kak Yola pulang ke rumah? Viska kesepian kak,” ucap gadis bernama Viska tersebut. Ia menghela nafas saat perempuan yang dipanggilnya ‘Kak Yola’ itu hanya tersenyum. Selalu begitu. Kakaknya tak pernah mau berbicara, yang dilakukannya hanya tersenyum. Viska bingung harus bagaimana. Entah sudah berapa lama kakaknya pergi dari rumah dan berdiam ditempat yang saat ini didatangi Viska. Hampir tiap hari ia menemui Yola dibawah pohon. Ia selalu memohon pad

English Drama : "White Princess"

Script by: Naura Hafiza Ainayyah  ** Scene 1 Once upon a time, there was a girl named White Princess. She was beautiful and she loved to wear a simple dress even she was a princess in that kingdom. Her parents had passed away when she was 6 years old and now she lived with her aunt named Red Woman who had a supernatural powers and an assistant. Red Woman    : “Mirror mirror on the wall, can you tell me who’s the one?” Mirror              : “Of course, you’re the one, darling!” Red Woman    : (laugh) “I always ask it every day. Now I’m gonna change the question. Who’s the most prettiest woman in this kingdom?” Mirror              : “Of course, White Princess, darling!” Red Woman    : (shocked) “WHAT? WHITE PRINCESS? Are you kidding me? What the hell!” Mirror              : “No, I’m not. I’m pretty sure that she’s the most beautiful woman in this kingdom.” Red Woman    : (pound the mirror) “You’re so suck! Where’s my assistant?” Olumnus         : “Yes ma’am?” R

Malam Terkelam

Peluh membasahi wajahnya. Kakinya berlari kencang dengan nafas memburu dan sesekali matanya melirik kebelakang. Cahaya kecil yang berasal dari seseorang dibelakangnya masih ada. Ia benar-benar dikejar! Dengan cekatan, ia memasuki gang-gang sempit yang ia temui, berusaha mencari titik tergelap hingga tak ditemukan oleh sosok misterius itu lagi. Namun, hingga kesekian gang sempit yang ia masuki, ia masih saja ditemukan. Sosok itu masih berada beberapa meter dibelakangnya. Hingga disalah satu gang ia berhenti dan bersembunyi dibalik tiang listrik. Ia mengintip keujung gang kemudian bernafas lega karena sepertinya sosok itu sudah tidak ada. Beberapa menit ia menunggu dan kali ini ia benar-benar yakin sudah tidak ada orang yang mengejarnya lagi. Sudah saatnya pulang, Ray, batinnya. Ia kembali melanjutkan perjalanan pulang melalui gang itu dengan langkah yang diusahakan tak ada suara. Ray bernafas lega saat melihat rumah kecilnya yang berdiri kokoh diujung jalan. Ia mempercepat lang

Si Pencuri

Written by: Naura Hafiza A  *** Pagi itu Nanad terbangun dengan sedikit sentakan ditubuhnya. Ia langsung duduk tegak diatas ranjang kemudian melompat dan menyambar tas ranselnya. Seharusnya masih ada, gumamnya. Dibukanya ritsleting tasnya, ia mengeluarkan seluruh buku didalamnya sampai tak bersisa apapun. Wajahnya pucat dan jantungnya berdegup kencang, bulir-bulir keringat pun membasahi wajahnya. Ia menggigit bibir dan dengan gemetar memeriksa tasnya sekali lagi. Tidak ada. Uang itu lenyap. Tak mau putus asa, Nanad membuka bukunya satu persatu, menggoyangkannya ke kanan-kiri namun tak ada hasil. Nihil. Uang itu benar-benar sudah menghilang. Seketika Nanad bersandar disisi ranjang, lemas. Apa yang harus ia lakukan sekarang? Uang itu bukan miliknya, tetapi milik teman-teman sekelasnya yang membayar buku. Ditambah lagi jumlahnya tidak sedikit, 600 ribu rupiah. Tak mungkin Nanad menggantinya dengan kurun waktu kurang dari tiga minggu. Nanad berteriak frustasi sambil melempar t

Ibu Kita Kartini

Hai readers! :) Aku mau sharing teks drama nih, tentang R.A Kartini. Sebenernya teks ini udah lama kesimpen gitu aja dalem notebook, jadi mending dibagiin aja ya. Kali aja ada yang perlu. Perlu diketahui, drama ini ada beberapa bagian yang ditambah, misalnya para pemain. Soalnya teks ini waktu itu dipake untuk penampilan drama orang sekelas. Jadi ada beberapa penambahan pemain, kayak pengawal yang ada 3 orang dan murid yang ada 6 orang--padahal sebenarnya 1 orang aja cukup. Pokoknya, ntar edit sendiri aja deh sesuai kebutuhan. Nama Pemain:  Raden Ajeng Kartini (Trinil), M.A Ngasirah (Ibu), R.M Adipati Ario Sosroningrat (Ayah), K.R.M Adipati Ario Singgih Djojo Adiningrat (Suami), Rosa Abendanon (sahabat), Annie Glaser (sahabat), Stella (sahabat), Van Kol (sahabat), Kardinah (kakak), Roekmini (kakak), Soematri (adik), Panji Sosrokartono (kakak), R.M Boesono (kakak), Mr & Mrs. Abendanon, Wanita 1 & 2, Bidan, Murid 1-6, Pengawal 1-3, Pak Pos. Dan.... beginilah ceritanya:

Break Up

“Nin, denger aku dong kalau aku lagi ngomong. Anin!” Anin terhenyak, mengalihkan pandangannya kearah cowok yang duduk dihadapannya. Oke, tadi dia bilang apa? “Apa, Tam?” tanya Anin tak peduli. Ia melirik ponselnya yang berkedip, tangannya gatal ingin membuka pesan masuk dan segera membalasnya. “Hapenya letakkin dulu, Nin. Jangan gitu dong, aku ngomong dari tadi nggak kamu dengerin sama sekali.” Tama mengulurkan tangannya dan melirik ponsel digenggaman Anin, menaikkan alisnya kemudian menggerakkan jari-jarinya. Dengan berat hati Anin memberikan ponselnya pada Tama dan bernafas lega melihat cowok itu memasukkan ponselnya kedalam saku celana, tidak memeriksanya sama sekali. “Maaf, Tam,” kata Anin pelan, walaupun dalam hati tidak begitu merasa bersalah. Tama mengangguk dan menatap Anin tajam selama beberapa detik. Keduanya hanya diam selama beberapa saat hingga akhirnya Tama memutuskan untuk berbicara. “Anin kenapa, sih?” “Kenapa apanya?” Anin bertanya balik dan berusaha tidak m